BIDANG BIMBINGAN KARIR
Bakat dan Minat Siswa
Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat, yaitu:
1. Kemampuan pada bidang khusus. Misalnya bakat musik, melukis, dll.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus , misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang taknik arsitek.
Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakam sekelompok sifat yang secara bertimgkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.
Pengertian Minat
Menurut John Holland, minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni.
Tes Bakat
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan. Melalui tes bakat akan diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang. Hasil tes bakat tidak dapat menentukan dengan mutlak pekarjaan atau karir apa yang harus dijalani.
Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Guru, orang tua, pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Mengembangkan Bakat dan Minat
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati dirinya dalam arti mengatahui kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan bakat dan minat remaja sangat penting. Dan dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.
Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, guru atau lingkungan terdekat anak untuk mengambangkan bakat dan minat adalah:
a. sejak usia dini cernati berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
b. Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.
c. Kembangkan konsep diri positif pada anak.
d. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di berbagai bidang.
e. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihannya.
f. Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
g. Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain.
h. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
i. Sediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat anak.
j. Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
k. Jalin hubungan baik antara orang tua, guru, dengan anak atau remaja.
Hal-hal yang perlu dicermati dalam mengembangkan bakat dan minat remaja, yaitu:
a. Mengikuti minat teman.
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat dan minatnya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.
b. Penelusuran bakat dan minat secara dangkal.
Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Tes bakat pada umumnya memadukan kemampuan intelektual ataupun ketrampilan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang. Kemampuan tinggi tanpa didukung oleh minat akan membuat anak bisa berhasil dalam pendidikannya akan tetapi antusiasme untuk mempelajarinya kurang tinggi minat dan bakat yang tinggi di suatu bidang tanpa didukung kemampuan akan membuat seseorang membutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras untuk mencapainya. Selain hal tersebut tentunya di manapun seseorang belajar dan bekerja dibutuhkan motivasi belajar, daya juang dan ketekunan.
Banyak orang tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang tepat, karena beberapa hal:
a. Siswa belum secara sengaja menjajagi kemampuan, bakat serta minatnya.
b. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang ada.
c. Tidak ada masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam kemampuan atau bakatnya.
d. Siswa belajar tanpa tahu kegunaan dan tujuan dari bidang studi yang dipelajarinya.
e. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi.
f. Bakat yang ada belum terasah atau kurang mendapat kesempatan untuk dikembangkan sehimgga tidak nampak.
g. Perasaan tidak mampu atau tidak berbakat dari pribadi yang bersangkutan ataupun dari lingkungannya.
Seseorang bisa mengenal bidang studi atau pekerjaan tertentu karena:
a. Memperoleh informasi mengenai berbagai bidang studi atau pekerjaan.
Membuka wawasan anak dengan mencari atau memberi informasi, misalnya membawa anak dalam lingkungan orang tua membuat anak tahu dan kenal bidang yang digeluti orang tua. Terlebih lagi ketika orang tua menceritakan berbagai hal positif mengenai lingkup kerjanya, manfaatnya untuk orang lain ataupun lingkungan, akan membawa anak untuk menjadi ahli kimia.
b. Berkaitan dengan pelajaran di sekolah.
Misalnya seorang anak tertarik di bidang kimia karena gurunya mengajar kimia sedemikian menariknya sehingga dia memutuskan untuk menjadi ahl kimia.
c. Seorang siswa SMA berniat masuk Fakultas Kedokteran akan tetapi pada saat dia akan mendaftar dia bahwa Bioteknologi masa kini sedang populer dan menarik, dan setelah mencoba menjajagi dia kemudian memilih bioteknologi dan berhasil berprestasi dengan baik karena suka.
d. Secara kebetulan atau tidak sengaja mendapat informasi.
Jadi manusia memiliki banyak kemampuan dan bakat yang masih merupakan potensi namun hanya sedikit sekali dari kemampuan tersebut teraktualisasi.
Sumber:indoskripsi.com
Posted June 21st, 2009 by idha kusmawati
PENUTUP
Kesimpulan
Masa SMA para peserta didik sangatlah peka terhadap hal-hal yang bersifat dasar atau fundamental. Disini perang para pengajar sangatlah vital, dimana para pengajar harus memberikan segala sesuatu dengan baik dan benar, karena apabila salah dalam memberikan materi atau pemahaman, maka para siswa Sekolah Menengah Pertama tentang bakat dan minat.
BIDANG BIMBINGAN PRIBADI
SELF CONTROL
MEMBIASAKAN DIRI DENGAN PENGENDALIAN DIRI
Tidak ada kesuksesan yang didapat tanpa usaha, kerja keras, dan disiplin diri yang tinggi. Dan tidak ada kesuksesan yang bertahan lama tanpa dedikasi, profesionalisme dan integritas yang tinggi.
Tapi percaya atau tidak percaya, penentu akhir dari semua kesuksesan ataupun setiap keputusan yang akan menghasilkan kesuksesan tersebut, bukanlah semua hal di atas. Penentu akhir dari kesuksesan adalah kemampuan untuk mengendalikan diri. Terdengar sederhana, terkesan mudah, tapi coba lakukan dengan refleks penuh, maka saya yakin kita semua sependapat, mengendalikan diri adalah hal tersulit.
Mengendalikan diri termasuk mengendalikan ego, mengendalikan hawa nafsu, mengendalikan emosi, mengendalikan rasa iri, mengendalikan kemalasan, mengendalikan rasio, dan banyak lagi lainnya.
Mengendalikan diri juga termasuk tidak memikirkan keuntungan diri sendiri, tidak membeli sesuatu hanya karena kesenangan dan keinginan semata, tidak mengeluh dan marah - marah tak jelas saat segalanya berjalan buruk, tidak takut salah dan kalah, tidak mengundur - undur segala hal yang harus diselesaikan sekarang, tidak terlambat saat janji, tidak moody, dan lainnya.
Mengendalikan diri saya katakan sebagai hal tersulit, karena lawan yang dihadapi adalah diri sendiri. Apakah kita akan mampu mengalahkan semua ego dan sifat buruk yang mendegradasi kemampuan kita, atau justru terbawa arus yang akhirnya akan menghancurkan semua sikap positif yang telah di bangun bertahun - tahun.
Sebagaimana kita ketahui, memandang gajah di seberang sangatlah mudah, tapi memandang semut di pelupuk mata sangatlah sulit. Maka begitu juga yang terjadi, saat memandang dan mencari kesalahan orang lain adalah mudah, tapi melihat kesalahan dan kekurangan diri sendiri adalah sulit.
Tanpa pengenalan kemampuan serta kekurangan diri yang benar, saya yakin kita tidak akan bisa mengendalikan diri sendiri. Biasanya pengendalian diri yang tersulit justru saat posisi kita sedang nyaman. Segalanya ada di tangan, dan semuanya hampir tercapai. Ibaratnya tinggal satu sentuhan terakhir.
Mengapa? Karena cenderungnya saat segalanya berada dalam kendali kita, maka kita merasa berkuasa dan merasa semua yang kita putuskan akan menjadi benar. Dan ibaratnya sedang bermain Uno Sticko (betul tidak ya tulisannya?), satu langkah salah, maka semua susunan akan rubuh tak bersisa.
Tanpa pengendalian diri yang kuat, tidak akan ada keputusan akhir yang bijaksana, taktis, dan sukses. Mungkin untuk lebih pastinya, tanpa membiasakan diri dengan pengendalian diri yang kuat, tidak akan ada refleks untuk membuat keputusan dan bertindak penuh kebijaksanaan, taktis, dan sukses.
Mengapa saya menggunakan kata 'membiasakan diri' sebelum 'pengendalian diri'?
Karena sangat perlu untuk membiasakan diri untuk menciptakan refleks tersebut pada saat - saat yang menentukan. Sebagaimana kita ketahui, 90% saat yang menentukan, datang tiba - tiba dan tanpa aba - aba.
Hanya satu kali, dan setelah itu berlalu, maka lewat dan selesailah sudah. Kita sukses atau gagal. Kita semua juga tahu, tidak ada gunanya menyesali yang sudah terjadi. Maka jauh lebih penting untuk mempersiapkan apa yang belum dan akan terjadi. Itulah di mana fungsi membiasakan untuk menciptakan refleks itu diperlukan.
Pengendalian diri tanpa membiasakan diri adalah sama seperti orang sakit flu yang pantang makan ice cream. Begitu sakitnya hilang, ia lupa, dan makan ice cream lagi banyak - banyak.Kesalahan yang sama memiliki tingkat persentase yang lebih tinggi untuk terulang kembali. Begitu juga dengan ketidaksuksesan dan kegagalan.
Sedangkan orang yang terbiasa mengendalikan diri adalah orang yang mengetahui takaran secara refleks kapan, di mana, dan seberapa banyak ice cream yang bolek ia nikmati. (Ia nikmati, bukan ia makan) Kesalahan dan ketidaksuksesan memiliki persentase yang sangat kecil hingga tidak mungkin, untuk bisa terulang lagi.
Dan satu yang pasti, percaya atau tidak percaya, dengan membiasakan untuk mengendalikan diri, maka kita telah mengerjakan separuh dari usaha, kerja keras, disiplin diri, dedikasi, profesionalisme, dan integritas diri yang diperlukan untuk mencapai sebuah kesuksesan. Tentu saja kesuksesan yang saya maksud adalah sukses dalam segala bidang termasuk usaha dan pekerjaan, hubungan antar manusia, dan yang paling berarti, yaitu: hidup.
Nyaman Hidup dengan Pengendalian Diri
Setiap orang berhak untuk bisa nyaman dalam menjalani hidup. Tetapi terkadang kita sendirilah yang menciptakan ketidaknyamanan tersebut. Setiap orang bereaksi terhadap makna dari informasi yang diterimanya. Baik melalui cerita orang lain maupun apa yang dilihat dan dialaminya sendiri. Apa pun reaksi itu. Dan reaksi setiap orang tidak sama meskipun informasi yang diterimanya sama. Karena tiap orang berbeda dalam memaknai setiap informasi yang didapat.
Jika Anda menceritakan kabar gembira kepada orang dekat Anda, maka orang itu akan bereaksi dengan merasa ikut gembira. Semua itu bukan karena suara Anda yang keras, mengalun merdu, atau mendayu-dayu. Yang menyebabkan dia ikut gembira adalah karena isi atau makna dari informasi yang telah Anda ceritakan tersebut. Karena, reaksi tiap orang berbeda, maka jika orang dekat Anda itu tertawa gembira, mungkin orang lain yang mendengar cerita yang sama dari Anda menangis gembira atau hanya tersenyum saja. Tergantung bagaimana orang memaknai cerita Anda. Apakah Anda juga mengalaminya ketika menonton acara lawak di televisi atau membaca buku komedi?
Tentu saja tidak ada masalah dengan informasi yang menggembirakan. Tetapi, bagaimana dengan berita sedih, bahkan berita yang membuat kita menjadi marah, jengkel, atau dendam? Tentu, ini akan mengganggu keseimbangan emosi kita. Apalagi jika mengalaminya secara rutin, ini akan merusak jiwa kita. Sedangkan emosi yang terkendali dan seimbang secara terus-menerus akan memperkuat jiwa kita.
Ada jargon yang saya kenal yaitu, “Dunia ini antara ada dan tiada”. Rasanya, ini pas dengan pengendalian emosi menuju keseimbangan. Jika kita mendengar, melihat, dan mengalami sesuatu yang akan membuat kita bereaksi negatif, hendaknya kita ambil jeda dan tidak bereaksi atas makna informasi yang didapat saat itu juga. Ini untuk menghindari supaya kita tidak salah dalam memaknai, atau mengendalikan diri kita dari makna informasi tersebut.
Jika kita melakukan itu, maka kita akan menyadari bahwa emosi negatif itu sebenarnya tidak ada, jika kita dengan sengaja meniadakannya. Sebaliknya, emosi negatif itu ada, jika kita membuatnya ada. Kita berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai karakter. Karena itu, setiap perkataan atau perbuatan mereka yang tidak berkenan dengan kita, hendaknya disikapi dengan sangat bijak. Ini yang akan membuat kita nyaman dalam menjalani hidup.
Banyak kejadian yang tidak mengenakkan ada di hadapan kita. Di jalan raya ketika tiba-tiba ada kendaraan yang melaju kencang mendahului, kita digunjing negatif, dikerjain teman, dibenci oleh teman sekantor yang merasa tersaingi, ditipu, dan sebagainya. Itu semua bukan masalah kita. Yang menjadi urusan kita adalah mengendalikan diri dan memperbaiki kesalahan agar tidak terulang pada pola yang sama.
Pengendalian diri, yaitu membuat diri tenteram, damai, ikhlas, dan lain-lain. Jika ini dilakukan secara terus menerus, berarti kita sedang menyusun dan membangun kekuatan otak dan jiwa kita. Sedangkan jika kita marah, benci, dendam, jengkel secara terus-menerus, berarti kita sedang merusak otak dan jiwa kita seperti halnya yang dilakukan oleh kanker atau tumor otak.
Jika kita sudah terbiasa memelihara emosi positif, maka kejadian atau sesuatu yang menjengkelkan sekalipun, tidak akan membuat kita bereaksi negatif. Tetapi sebaliknya, jika kita secara sadar atau tidak sadar memelihara emosi negatif, maka kejadian-kejadian kecil yang menjengkelkan akan membuat kita bereaksi tak terkendali. Bahkan, kadang kita salah memaknai informasi atau kejadian yang sebenarnya netral. Sehingga, reaksi kita akan sangat berlebihan atau merugikan.
Saya percaya, kita akan nyaman menjalani hidup dengan fokus dan terus mengendalikan diri serta terus belajar memperbaiki diri agar lebih baik, dan tidak terjebak kembali pada pola yang sama, yaitu emosi negatif yang merugikan.
Sumber:
http://viliaciputra.multiply.com/journal/item/956
http://www.andaluarbiasa.com/nyaman-hidup-dengan-pengendalian-diri
PENUTUP
Kesimpulan
Masa SMA para peserta didik sangatlah peka terhadap hal-hal yang bersifat dasar atau fundamental. Disini perang para pengajar sangatlah vital, dimana para pengajar harus memberikan segala sesuatu dengan baik dan benar, karena apabila salah dalam memberikan materi atau pemahaman, maka para siswa Sekolah Dasar itu juga akan memiliki pemahaman yang salah pula, termasuk dalam hal pemahaman Pengandalian diri
BIDANG BIMBINGAN BELAJAR
MASALAH DALAM BELAJAR
Pengertian Belajar
“Belajar” adalah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu, yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, berdasarkan atas kecanderungan tanggapan bawaan kematangan.
Latar Belakang
Seseorang dinyatakan telah belajar apa bila dia telah dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.
Masalah belajar adalah suatu kondisi yang dialami oleh seorang murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya pada dasarnya, masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas :
- Sangat cepat dalam belajar
- Keterlambatan akademikLambat belajar
- Penempatan kelas
- Kurang motif dalam belajar
- Kehadiran sekolah
- Kehadiran sekolah
- Sebab-sebab Masalah Belajar
Sebab terjadinya masalah ini ada 2 tahap yang harus dilalui
- Tahap menentukan letak / lokasi masalah
Tahap memperkirakan sebab-sebab terjadinya masalah belajar
Sebab terjadinya masalah yang dialami murid dalam belajar.
Suatu masalah belajar utama dialami yang sama oleh dua orang murid / lebih belum tentu disebabkan oleh faktor yang sama.
Sebab yang sama dapat ditimbul masalah yang berlainan. Sering kali kondisi yang sama dimiliki oleh seorang murid / lebih menimbulkan masalah yang berlainan pada masing-masing individu.
Penentuan murid-murid yang mengalami masalah belajar
Penilaian Hasil Balajar
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Menurut penilaian acuan ini, murid dikatakan telah mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan. Dengan menggunakan batas persentase minimal, guru dapat menentukan murid yang telah menguasai bahan belajar dan yang belum.
Pemanfaatan Hasil Tes Intelegensi
Tinggi rendahnya tingkat kemampuan dasar biasanya diukur dengan tes kemampuan dasar baku (standarized). Beberapa tes yang digunakan mengukur tingkat kemampuan dasar siswa adalah Draw a Man Test (DTM), Colour Progressive Matrices Tes (CPM), Wedhsler Intelellegence Scale For Children (WISC) & Standpord Binet Intellegence Soale (SBIS)
Faktor-faktor yang bersumber dari murid itu sendiri
Tingkat Kecerdasan Rendah
Kecerdasan atau kemampuan dasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Kemampuan belajar anak yang tinggi memungkinkan seorang anak dapat berfikir secara cepat, tepat dan berhasil sebaliknya tingkat kemampuan dasar yang rendah dapat mengakibatkan murid mengalami kesulitan belajar.
Kesehatan Sering Terganggu
Belajar tidak hanya melibatkan pikiran tetapi juga jasmaniah, jika seseorang tidak bersemangat dan tidak memiliki kemampuan dalam belajar, maka besar kemungkinan orang yang bersangkutan tidak dapat mencapai hasil yang maksimal.
Alat Penglihatan dan Pendengaran Kurang Berfungsi Dengan Baik
Penglihatan dan pendengaran merupakan alat indera terpenting untuk belajar apabila mekanisme mata/telinga kurang berfungsi maka tanggapan yang disampaikan sulit untuk diterima.
Gangguan Alat Perseptual
Setelah sesuatu pesan diterima oleh mata dan telinga, langkah berikutnya dalam proses belajar adalah mengirimkan pesan itu ke otak, sehingga pesan itu tidak dapat ditafsirkan.
Tidak Menguasai Cara-Cara Belajar yang Baik
Kegagalan belajar tidak semata-mata disebabkan oleh tingkat kecerdasan rendah atau karena faktor kesehatan tetapi bisa juga disebabkan oleh tidak menguasai cara-cara belajar yang baik. Ternyata terdapat hubungan yang berarti antara cara-cara belajar yang kurang baik dapat berpengaruh juga terhadap proses pembelajaran
Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai
Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tuanya
Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak
Orang tua pilih kasih terhadap anak
Hubungan keluarga tidak harmonis
Faktor-faktor yang besumber dari lingkungan sekolah dan masyarakat
Kurikulum kurang sesuai
Guru kurang mengusai bahan pelajaran
Metode belajar kurang sesuai
Alat-alat dan media kurang memadai
Membantu murid mengatasi masalah belajar
Pengajaran Perbaikan
Merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada seseorang/beberapa murid yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Dalam hal ini Bradfied (Dalam Travers, 1970), menyarankan :
Memberikan tugas kepada murid dengan pertimbangan penyelesaian tugas sebelumnya
Ditempatkan yang bebas dari pengaruh yang dapat menganggu perhatiannya dsb.
Pengajaran Pengayaan
Suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat belajar.
Cara yang dilakukan untuk mengatasi misalnya.
Membaca pokok/sub pokok pembahasan yang lain yang bersifat perluasan/dalam pendalaman dari sub pokok bahasan yang sedang dipelajari.
Melakukan kerja praktek (percobaan)
Mengerjakan soal latihan
Pembinaan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang baik cenderung memperoleh hasil belajar yang baik dan demikian pula sebaliknya.
Jika seorang murid mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam belajar, salah satu faktor penting yang perlu diperiksa adalah bagaimana cara belajar yang ditempuh.
Cara yang dialakukan guru untuk menumbuh kembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dari diri murid.
- Membantu murid menyusun rencana belajar yang baik
- Membantu murid mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas
- Melatih murid membaca cepat
- Melatih murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efektif dan efesien
- Membiasakan murid mengerjaka tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi
- Membantu murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang telah disusunnya
- Membantu murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat
- Membantu murid mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, meliputi persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian
Motivasi oleh guru yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan & menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil & tujuan tertentu.
Cara yang dilakukan guru untuk membangkitkan murid-murid dalam belajar antara lain:
- Tentukan tujuan yang akan dicapai
- Usahakan menimbulkan minat murid
- Ikut sertakan semua aspek kehidupan anak sebagai sumber belajar
- Prinsip-prinsip belajar yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar.
- Mempelajari hal-hal yang melatar belakangi tingkah laku murid yang tidak belajar
- Memberikan bantuan untuk peningkatan motivasi belajar
- Menyadarkan murid yang kekurangan yang dimiliki
Perbanyak hal-hal yang menarik
Mendorong murid untuk menggunakan informasi yang dimiliki